Minggu, 10 November 2019

Cempala Kuneng, Fauna identitas aceh

Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah menetapkan burung cempala kuneng sebagai fauna identitas (maskot) provinsi tersebut. Cempala kuneng merupakan nama lokal penduduk  Aceh, sedangkan nama resmi yang disepakati para ornitholog Indonesia adalah kucica ekor kuning atau rufous-tailed shama (Trichixos pyrropygus). 

Dari segi penampilan burung ini memang mirip dengan murai batu. Perbedaan utama terletak pada bulu ekor yang berwarna kuning. Karena itulah burung ini dinamakan kucica ekor kuning. Di mancanegara, selain memiliki nama resmi rufous tailed-shama, ada juga yang menyebutnya sebagai orange-tailed shama. Penghobi kicau malaysia menyebutnya sebagai Murai ekor jingga.


Burung ini berkembang biak dengan cara ovovivipar atau bisa dibilang bertelur dan beranak. Jadi embrio burung ini berkembang di dalam telur, dan telur tetap berada di dalam tubuh induk sampai telur menetas. Setelah telur menetas, individu baru tersebut keluar dari tubuh induknya. Ciri khas binatang ovovivipar yaitu pada embrionya yang berkembang biak dan tumbuh di dalam telur, kemudian setelah cukup umur telur tersebut akan menetas anak hewan keluar dari tubuh induknya. Cadangan makanan yang diperoleh embrio berasal dari dalam telur tersebut, jadi bukan dari tubuh induknya.

Burung cempala kuneng ini memiliki suara kicauan yang Indah. Sehingga banyak dipelihara oleh penghobi kicau burung. Sebenarnya saya sendiri menolak untuk memelihara burung dalam sangkar hanya untuk kicauan mereka. Saya lebih suka mendengar mereka berkicau di alam bebas.